Thursday, April 24, 2014

Lomba Menulis Puisi “Nasionalisme” by @infolipul (DL: 1 Mei 2014)

Diposkan oleh Unknown di Thursday, April 24, 2014 0 komentar
Nasionalisme kita adalah nasionalisme yang membuat kita menjadi perkakasnya Tuhan, dan membuat kita menjadi hidup di dalam roh ~ Bung Karno.
Assalamu alaikum, wr. wb
Hallo sahabat #PenaIlusi, semoga selalu dalam kebaikan jiwa raga. Dan terus semangat dalam berkarya.
Sebulan setelah Pemilu 9 April 2014, tepatnya pada 20 Mei 2014 kita akan memperingati Hari Kebangkitan Nasional. Menurut pandangan sejarah, peristiwa 20 Mei 1908 merupakan peristiwa penting yang menjadi titik pangkal dari kegiatan perjuangan nasional bangsa Indonesia. Untuk itu diperlukan rasa kebangsaan (nasionalisme) yang tinggi agar Bhinneka Tunggal Ika bukan hanya semboyan yang menjadi slogan belaka, tetapi benar-benar dapat menjiwai perilaku seluruh rakyat Indonesia.
Nah, berawal dari hal itulah, kali ini Founder #PenaIlusi kerjasama dengan indie publishing akan mengadakan event menulis puisi dengan tema : NASIONALISME. Kami mengajak kawan-kawan untuk menuangkan rasa cinta dan bangga jadi orang Indonesia lewat bait-bait indah sebuah puisi.
Syarat dan Ketentuan Event :
Event terbuka untuk umum, yang pasti adalah warga negara Indonesia.
Event ini tidak di pungut biaya apapun (GRATIS).
Puisi yang ditulis hendaknya dapat menggugah pembaca alias memiliki daya tarik pembaca.
Peserta harus bergabung di GRUP FB :
https://www.facebook.com/groups/MenulisBersamaPenaIlusi/ (WAJIB karena update seputar event terpusat di grup tsb),
like FanPage :
https://www.facebook.com/pages/Lipul-El-Pupaka/151639034936376?ref=hl
dan follow founder #PenaIlusi @infolipul. Serta copast info event ini ke dalam catatan/status dengan tag minimal 10 orang teman, posting di blog / twit di twitter juga boleh.
Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia, tidak dituntut memenuhi kaidah EYD namun dapat dipahami. Tidak mengandung SARA dan belum pernah diterbitkan di media massa.
Naskah puisi diketik di microsof word (file type : doc atau docx), rapi, kertas A4 dengan spasi 1,15, Time New Roman, huruf 12.
Panjang puisi minimal setengah halaman dan maksimal 1 Halaman (tidak termasuk judul dan biodata penulis) sertakan juga titimangsa di akhir puisi (Ex : Bengkulu 10 Maret 2014), dan jangan lupa sertakan identitas narasi penulis maksimal 50 kata di lembar kedua. Tuliskan juga biodata singkat : NAMA, ASAL DAERAH, EMAIL, NO.HP.
Setiap peserta hanya boleh mengirim 1 karya terbaiknya.
Naskah di kirim ke email lipul.pkv@gmail.com berupa Attachment dan bukan di badan e-mail dengan SUBJEK : NASIONALISME_[Judul Puisi]_[Nama Penulis]_[Asal Daerah]. Contoh : NASIONALISME_[Semangat 45]_[Lipul El Pupaka]_[Bengkulu]
DEADLINE EVENT tanggal 01 Mei 2014 pukul. 23. 59 WIB
PENGUMUMAN HASIL EVENT tanggal 07 Mei 2014 di Grup FB di atas.
Hadiah
  • Terbaik 1 : Pulsa 100.000 + Buku Bukti Terbit + Sertifikat
  • Terbaik 2 : Pulsa 50.000 + Buku Bukti Terbit + Sertifikat
  • Terbaik 3 : Pulsa 25.000 + Buku Bukti Terbit + Sertifkat
*) 100 puisi terpilih akan dibukukan + mendapatakan sertifikat sebagai kontributor
**) Semua peserta mendapatkan sertifikat.
Selamat berkarya!
Salam Cinta Indonesia!
Jika ada pertanyaan mengenai info lomba ini, silakan menghubungi:
Twitter : @infolipul
Email : lipul.pkv@gmail.com
HP : 0818 4340 14

Sunday, April 13, 2014

Saat Cinta Selalu Pulang

Diposkan oleh Unknown di Sunday, April 13, 2014 0 komentar

"Saat cinta selalu pulang, saat cinta ingin menemukan sepasang kekasihnya dan ingin segera menyatu, jauh di dalam lubuk hati yang paling dalam, aku mencintaimu." Yaa, mungkin itu penggalan pesan yang ada di dalam film Refrain ini. Sebenarnya ini terlalu dini untukku tulis, dan ini kali pertama aku langsung menulis di bagian post untuk mem-posting tulisanku. Aku biasanya menggunakan Microsoft Office Word dulu untuk menulis, baru kemudian meng-copy paste-nya ke bagian posting ini. Entahlah, ini karena sahabatku yang meminta agar segera mem-posting film ini.

Maaf ya mungkin membuatmu terlalu lama menunggu hanya untuk sekedar ingin menonton film ini, sahabatku. Tapi ketahuilah, aku sampai tertidur meng-upload film ini dikarenakan durasi yang lumayan lama dan kapasitas yang besar, maklum aku hanya memanfaatkan benda putih persegi panjang yang kusebut dengan hape, untuk melakukan hotspot geratis. Bukan geratis sih sebenarnya, bayar terlebih dulu--pasca bayar--harus membeli paketan internet terlebih dulu dengan paket unlimited (misalnya) baru bisa digunakan. Apa itu namanya geratis beneran atau berbayar dengan dalih geratis? Ah entahlah, yang terpenting, filmnya sudah bisa kamu download di sini Mik-Cum. :'D

Ohya, mungkin sedikit pencerahan aja dari aku tentang film ini. Jadi, film ini diperankan oleh Maudy Ayunda dan Afgan sebagai tokoh utamanya. Maudy berperan sebagai Niki, dan Afgan berperan sebagai Nata. Heh, kok si Afgan mengambil embel-embel namaku ya? Nata itu nama perempuan, buktinya saja si tokoh kartun itu ada nama Nata-nya (baca: Hinata). Apakah Afgan menyukai Hinata sepertiku ya? Hahaha. Tidak mungkin, apalah arti sebuah nama~ halah!

Next~

Jadi, mereka berdua bersahabat sejak masih ingusan (begitu kata Niki dalam film ini, setelah menonton, pasti akan tahu kok di mana letak percakapan Niki tentang hal itu). Oke, dan karena persahabatan mereka cukup lama membuat mereka sangat tahu apa yang dirasakan sahabatnya, entah itu rasa sedih, senang, atau apapun. Mereka melewati hidup bersama hampir setiap hari, saling memahami satu sama lain, sampai ketika salah satu di antara mereka pada akhirnya jatuh cinta dengan seseorang. Mereka saling berbagi cerita. Lalu bagaimanakah kehidupan seorang Niki dan Nata yang selalu menjaga persahabatan mereka sampai mereka dewasa? Apakah mereka bisa menjaga itu? Apakah semua dari kisah klasik hidup berawal dari mimpi dan cinta? Lalu bagaimana maksud dari "Saat Cinta Selalu Pulang?" Temukan jawabannya di dalam film Refrain (Saat Cinta Selalu Pulang) FULL MOVIE yang sudah aku tonton sebelumnya dan membuatku berkaca-kaca. :')

Please, bukan berarti aku seorang penjual kaca. Oke, semoga lawakanku ngga lucu.

Daripada banyak basa-basi, ini hutangku buatmu sahabatku, Mik-Cum. Selamat menonton, jangan lupa sediain kacang, coklat panas, gorengan, cemilan kecil, permen Kiss warna biru, eskrim juga boleh, ajak pacarmu bila perlu. Haha~




(NB: film ini aku unggah di akun youtube pribadiku, bisa dicek disini juga).

Friday, April 11, 2014

Belum ada judul, ada saran? :'D

Diposkan oleh Unknown di Friday, April 11, 2014 0 komentar
Alkisah, dulu tinggallah seekor kucing dengan saudaranya setelah ayah dan ibu mereka meninggal. Mereka hidup berdua di tengah hutan yang tiap hari menurunkan hujan. Suatu ketika Miau, adik dari Miu ingin pergi dari hutan itu untuk mencari ibunya, ia belum percaya bahwa singa hutan sudah memakan ibunya, ia yakin bahwa ibunya masih berada di seberang hutan, sedang menyendiri, tidak ada makanan, kedingingan, dan berteman sepi. Miu yang tidak ingin adiknya kenapa-kenapa tak pernah mengizinkannya untuk pergi dari hutan.

“Tapi ibu di sana sendirian, kedinginan, kakak bodoh! Kakak jahat!”. Ungkap Miau.

Kakaknya hanya terdiam, ia sudah kehabisan cara lagi untuk menyadarkan Miau. Suatu hari, ketika matahari belum muncul dari arah timur, Miau berniat untuk pergi dari rumah pohon itu, ia berjalan seorang diri tanpa tahu tujuan dan arah ke mana. Ia bertemu dengan anak singa yang lucu, bulunya yang tipis membuat Miau menyangka itu adalah sebangsanya. Ia pun berani menyapa.

            “Meaooong.. meaooong.. apa kabar saudaraku?”.

Tanpa banyak bicara anak beruang tersebut langsung berlari menghampiri Miau. Miau tidak menyangka kalau anak singa itu segera memeluknya erat. “Mom.. mom..” ucapnya riang gembira.

Sampai suatau saat ketika Miau ingin melanjutkan perjalan, anak singa yang tubuhnya berukuran lebih kecil darinya selalu mengikuti langkah kemanapun ia pergi sambil berucap “Mom.. mom..”.

Sudah berulang kali Miau mencoba lari dari anak singa yang awalnya ia mengira itu adalah seekor kucing. Tapi anak singa itu terus mengikutinya. Ia akhirnya sadar bahwa yang sedang bersamanya adalah seekor singa, dan bukan kucing.

Dari kejauhan terdengar suara raja hutan yang menggelegar. Suaranya begitu besar hingga selururh isi hutan bisa mendengarnya. Miau yang selalu takut dengan singa segera berlari sekencang-kencangnya karena takut ia akan bernasip sama dengan ibunya, yaitu menjadi santapan singa. Ia yang awalnya sangat senang bertemu dengan seekor anak singa yang disangka kucing tersebut akhirnya menjadi geram. Sejak dulu ia sangat membenci singa, semenjak raja hutan tersebut merenggut kebahagiaannya. Ia tak perduli lagi dengan anak singa yang menganggap dirinya adalah ibunya. Ia berlari sekencang-kencangnya meninggalkan anak singa itu seorang diri. Tanpa tersadar ketika sudah jauh berlari, anak singa itu menghampiri Miau dengan membawa seekor tikus hutan di mulutnya. Ia seolah menyodorkan tikus itu dengan mulutnya kepada  Miau. Dilepaskanlah tikus yang ternyata sudah mati tersebut dari mulut anak singa, dan lagi-lagi ia berucap “Mom.. mom..”. Tanpa pikir panjang, Miau yang lelah berlari dan lapar akhirnya memakan tikus tersebut. Terlihat anak singa yang dengan lugunya tersebut duduk manis melihat Miau menyukai makanan yang ia bawa. Terlihat wajahnya yang sedikit menunduk dan masih berucap “Mom.. mom..” dengan suara lebih kecil dari sebelumnya. Terlihat pula wajahnya yang agak menahan kecewa. Ia mungkin tersadar bahwa Miau yang dianggap ibunya tak menghiraukannya lagi. Miau yang melihat kejadian itu lalu menghampiri anak singa tesebut dengan memberikan sisa makanannya. Tapi, anak singa tersebut tidak mengambilnya. Ia tetap di posisi semula dengan wajah murung. Miau kembali teringat dengan kejadian dua tahun silam saat dirinya tidak mau makan lalu ibunya menghampiri dan mengelus-elus kepalanya. Ia merasa senang dan akhirnya ia memakan makanannya. Miau lalu melakukan hal yang sama kepada anak singa tersebut. Ia mengelus-elus kepala anak singa dengan tersenyum dan lupa dengan dendamnya terhadap singa karena merasa kasihan dengan anak singa tersebut yang sendirian di hutan yang luas itu.

Langit sebentar lagi gelap, itu artinya hujan akan segera turun, mereka tidak mempunyai tempat untuk berteduh. Anak singa itu masih di posisi awalnya, melengkungkan badan yang artinya ia tengah kedinginan. Ia tidak menghampiri Miau yang sedari tadi pula duduk di atas tumpukan dedaunan, setidaknya daun tersebut bisa memberikannya sedikit kehangatan.

Langit pun semakin gelap, Miau tidak tahu akan pergi ke mana lagi, ia merasa bahwa apa yang ia lakukan akan sia-sia karena ibunya sudah benar-benar tidak ada. Ia akhirnya memutuskan untuk tidur di bawah pohoh itu sampai esok.

Matahari sudah meninggi meninggalkan malam pekat yang dingin, dedaunan tak lagi menampung butiran air. Sekeliling tanah basah menjadi kering, hangat, bersahabat dengan cuaca hari ini. Miau masih malas untuk membangunkan badannya yang letih, terasa malam sangat panjang, waktu tidur pun tak terusik oleh ganggungan binatang-binatang malam pencari makan. Hari ini aku harus pulang ke rumah pohon, kasihan kakakku, pasti dia mengkhawatirkanku karena aku pergi tanpa permisi.

Ketika akan hendak membangunkan badan, ia teringat bahwa semalam ia tak sedang sendirian, ia bersama anak singa malang itu. Mungkin nasibnya sama sepertiku, mencari ibu. Kasihan anak singa itu. Lalu sontak badannya dengan cepat merubah posisi menjadi terbangun. Pandangannya dibuang ke sekeliling hutan belantara itu.

“Mana singa? Mana anak singa itu?? Manaa???”

Miau berlari di sekitar tempat ia tidur semalam, tapi usahanya tak membuahkan hasil. Anak singa itu hilang, entah kemana. Ia menyesal telah berbuat tidak baik terhadap anak singa itu sebelumnya. “Betapa baiknya ia terhadapku.”

Matahari semakin menyengat, semakin ia khawatir dengan keberadaan anak singa yang selama di tengah hutan belantara ini selalu menemaninya. Bahkan ketika ia hendak meninggalkannya, anak singa itu mengikutinya dari belakang dengan membawakan makanan untuknya. Lalu sekarang dia pergi tanpa aku ketahui, tanpa mengucapkan apapun kepadaku.

Miau sekarang seorang diri. Dengan rasa penyesalan yang mendalam, ia mengikuti jalan setapak yang entah akan membawanya ke mana. Mungkin, akan kembali ke rumah pohon, atau bertemu dengan hewan lain, atau bahkan, bertemu dengan ibunya di syurga sana, entahlah~


-The end-

“Terkadang, kita tidak paham bagaimana orang lain memahami kita..”
Malang, penghujung 2013
iinnata
 

just say WHATEVER ツ Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea