Saturday, July 20, 2013

Karena Hidup Punya Rasa

Diposkan oleh Unknown di Saturday, July 20, 2013 0 komentar

Berawal dari rasa yang dimiliki setiap insan di muka bumi ini. Rasa yang melengkapi setiap langkah kehidupan yang menaungi berjutaan pemikiran. Rasa yang setiap harinya berubah maupun konstan. Rasa yang terkadang membingungkan atau menjadi pilihan kita setiap detiknya. Entahlah, darimana datangnya rasa itu. Rasa yang spontan, rasa yang tiba-tiba menggeroti pikiran, membawa ke dalam alam bawah sadar seseorang. Katanya sih, rasa itu indah, rasa itu bisa membuat seseorang yang merasakannya terbang hingga langit ketujuh. Ah. Itu lebay.
     
Memang, rasa yang manis selalu menghasilkan buah yang manis pula. Dan sebaliknya, rasa yang pahit menghasilkan kepahitan yang luar biasa. Semuanya sudah ada yang mengatur. Jadi, jangan terlalu membanggakan rasa yang kaumiliki. Siapa tahu, rasa yang katanya ‘mendarah daging’ di hati itu tiba-tiba menjadi ‘duri dalam daging’. Miris, bukan?

Friday, July 12, 2013

Melukis Pelangi

Diposkan oleh Unknown di Friday, July 12, 2013 1 komentar

Matahari yang kian memancarkan sinar ultravioletnya. Lalu berjalan beriringan menuju senja. Memerah dengan segenap cinta dalam kalbu. Memanah paksa jemari untuk segera berpegang teguh. Menari, bahagia, tertawa. Itu caramu membangkitkanku.

Namun, anganmu terlalu tinggi untuk bisa kugapai. Hasratku menghendaki keberadaan kita dalam hati. Aku memahami apa yang kaurasa. Aku memahami rasamu sebesar rasaku. Aku memahami pula bahwa volume kita NOL, tapi memiliki kerapatan yang besar. Teori BigBang.

Ingin rasanya membiarkan senja selalu memerah, bukan berganti menjadi malam pekat nan dingin. Aku masih ingin merasakan semilir angin sore di laut yang tenang. Melihat ikan yang menari-nari riang membawa kedamaian. Tumbuhan hijau yang memerah karna senja, namun bisa memberi makna kehangatan di tengah dinginnya malam.

Menatap jauh. Sangat jauh. Terlihat di pelupuk mata hanya ada ketulusan yang kauberikan. Jauh di ujung laut sana. Dan aku hanya bisa merasakan dari bibir pantai yang menunggu ombak ringan. Angin yang setadinya dingin, membawa kehangatan ketulusan yang kaupancarkan dari seberang sana. Aku merangkainya menjadi sebuah cinta tulus.

Ketulusan pertama yang pernah kurasa, kepedihan pertama yang membawa ketulusan. Benang putih yang seharusnya terbentang jauh hingga gulungannya habis. Kini menarik mentari lagi menuju fajar.

Kuingin kauterus memaknai benang putih yang kubentangkan, kuingin kaumemaknai setiap dentingan yang kuberikan, kuingin kaumenyadari hadirku. Mengikutimu adalah caraku mengetahui apa yang ada dalam benakmu. Bukan berpikir, melakukan hal yang tak pasti. Kuyakin, suatu saat nanti ‘kau’ dan ‘aku’ akan menjadi ‘kita’ secara suci.

Cinta tulus yang sangat-sangat indah kurasakan, kuharap kautak hanya menganggap ini sebuah arena bermain kita menghabiskan waktu untuk hal yang tak berguna. Kuharap kaumemandang ini serius. Dan itu benar. Kaumemang menganggap ini serius. Sejak ‘Dakon’ kesayanganmu itu kauberikan padaku. Katamu, kaupernah membaca “Jika seseorang memberikan barang yang amat berharga baginya, itu pertanda orang tersebut sudah benar-benar percaya sama Anda”.

Kugenggam erat ‘Dakon’ itu. :'|

Ketakutan kini menghantui, bisakah benda ini mengantarkanku padanya kelak? Benda bisu ini sebagai saksi. Tuhan, ini pertanda apa? Apa benar, dia yang Kaukirimkan untukku? Benar saja, semenjak dia mewarnai kanvasku, aku menjadi semangat menggapai cita-citaku.

Mungkin, kami sama-sama mempunyai masalalu yang banyak menyimpan pelajaran hidup. Terkadang masalalu itu melumpuhkan cinta yang kami bangun. Tapi aku sadar, masalalu tetap menjadi masalalu, kesuraman yang harus dilupakan, tanpa melupakan makna dibaliknya.

Tuhan, jika saatnya Kautak menginginkan kami merangkai pelangi bersama, biarkan ia melukis pelangi di seberang sana, dan aku mohon biarkan kumemandang hasilnya dari kejauhan, hingga hujan mereda. Jangan biarkan aku mengekangnya untuk mengekspresikan warna pelangi itu, beri ia kuas yang ujungnya meruncing halus. Aku yakin, ada ataupun tanpa aku, ia bisa melukis pelangi, dengan indah jemari dan lekuk senyuman.
 

just say WHATEVER ツ Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea