Friday, November 22, 2013

Jiwa~

Diposkan oleh Unknown di Friday, November 22, 2013 0 komentar
Kali ini aku ingin menceritakan tentang hidup. Selalu tentang hidup, selalu. Hidup sekarang sudah tidak perduli lagi dengan pemiliknya, ia mengalir dengan lembut, membawa angin gunung menuju pantai. Seperti angan yang tak pernah sampai; itu kata orang bodoh.

Di sini, di tempat ini, langit sangat indah, dunia sangat indah, bahagia merangkul, memeluk dengan hangatnya, senyuman bertebaran. Ada yang tidak perduli, ada yang sangat takut, ada yang begitu khawatir, sadarkah kita melakukan itu? Sejak kapan hidup yang sederhana ini kita rumitkan dengan banyak aktivitas-aktivitas yang tidak penting? Coba lihat ke belakang, itu mengajarkanmu tentang sejarah, jangan dilupakan. Lalu coba lihat ke depan, banyak kebahagiaan yang menanti, itu mengajarkanmu tentang berjuang. Bukankah semua yang pernah kaujalani selama hidup ini merupakan suatu pembelajaran?

Banyak orang yang terlalu egois dengan hidupnya sendiri, melumpuhkan kemampuan yang seharusnya ia gunakan, terlalu fokus dengan 1 titik yang belum tentu mengarahkan pada kebahagiaan. Itu bodoh!
Coba tertawa, lihat langit yang membiru, tertawa sepuasnya! Sekecil tubuh yang diciptakan Tuhan, sedikit yang menyadari bahwa ia sangat-sangat kecil. Lalu pantaskah menyombongkan diri? Menganggap semua benar? Hahaha. Itu bukan cara manusia mensyukuri nikmat.

So, keep calm. Tuhan ada di dalam jiwa, mengarahkan ke hidup yang baik, jadi jika Tuhan sedang mengarahkan ke sesuatu yang buruk, itu berarti Tuhan ingin memberi hidup yang jauh lebih bahagia dari apa yang pernah kita bayangkan.

Tersenyum manislah ketika hidup tak sesuai dengan harapan, melangkah sewajarnya, diam bukan berarti bodoh, pun berucap belum tentu pintar. Manusia terkadang meyakini apa yang saat ini ia yakini, bukan meyakini sebuah fakta.

Sekarang, burung mengajakku terbang, jauh dari pelupuk mata, hingga tak terlihat dari kejauhan sedikitpun, dibalik kesuksesan yang abadi, ada terselip kerinduan akan masalah yang pernah menghampiri. Stay it cool, so the happiness is true, now, and forever~

;)

Monday, November 18, 2013

Oktober Berlalu, Hujan Belum Berlalu..

Diposkan oleh Unknown di Monday, November 18, 2013 0 komentar
Semilir angin menerpa tubuh usang, berdebu, tertiup angin, membawa hujan kembali menghirup tanah, aromanya meninggi, ke angkasa. Detik berjalan meninggalkan waktu yang konstan, entah tinggal berapa lama lagi kehidupan ini akan berubah menjadi kehidupan yang lebih baik. Mimpi itu seakan nyata, dan kamu yang meyakiniku—dakon.
Kita di rantauan ini berdua, Kon. Kamu masih bisu seperti pertama kali kumengenalmu. Kautak banyak berbicara tentang hidupku, kautersenyum di kala aku mungkin tak mengharapkan senyumanmu. Tapi itulah kita, kita yang selalu berdua di sini menanti sebuah angan yang belum pasti. Menanti mimpi yang saat ini sedang mempermainkan kita bak sinetron.
Aku percaya pada awan pembawa hujan, kauseolah memberiku kabar, bahwa di setiap hujan yang Tuhan turunkan, ada terselip kerinduan yang amat mendalam akan bulan penghujan ini. Apakah aku masih bisa menikmatimu lebih lama lagi di tahun mendatang? Akankah semuanya berubah ketika waktu tak lagi sama?
Dakon, daun-daun enggan berguguran meninggalkan tangkainya. Tapi mengapa saat ini di sekelilingku banyak orang-orang yang kecewa pada sebuah kebohongan? Iya, benar saja. Hampir belum sepekan ini aku selalu dikabarkan oleh kabar yang sama-sama berisikan tentang kekecewaan. Iya, itu dari teman-temanku. Kasian mereka yang harus menahan sakit di atas kesenangan orang lain yang mereka cintai. Aku mendengarkan sepatah demi patah kata yang keluar dari hati kecil mereka. “Kenapa dia PHPin aku?” Begitu ucapan lirihnya. Entahlah Tuhan, ini musim penghujan atau musim PHP. Semua orang membahas hal ini tanpa habis. Hingga amarah meradam di dalam benak, lalu ingin ditumpahkan kepada siapa? Kalian tahu dari awal kalau laki-laki yang kalian inginkan tersebut hanya memberi angan-angan yang belum tentu benar, lalu mengapa kalian dengan mudahnya terbang? Apa dunia ini terlalu ringan?
Mohonlah kepada Tuhan kalian, siapa yang kalian sayangi. Sebut terus namanya dalam do’a, meski namamu tak akan mungkin pernah ia sebutkan dalam ucapannya. Ucapkan bahwa kaumencintainya, kaumenyayanginya karena Tuhanmu, bukan karena nafsumu. Jangan pernah salahkan orang lain yang kauanggap memPHP dirimu, tapi salahkan dirimu yang mungkin belum banyak mensyukuri indahnya nikmat Tuhan. Ketahuilah, sakit itu indah. Indah jika kaumerasakan itu sampai dalam hati. Nikmati, seolah kopi yang memaksa ingin masuk ke tubuhmu, sedang kautak menyukai rasa pahit. Coba nikmati sakitmu, perlahan-lahan, biarkan ia masuk seperti obat, biarkan ia dengan mudah melewati kerongkongan, biarkan ia dengan mudah mencerna di hatimu, bebaskan jiwamu, beri ia sedikit ruang untuk kauselalu bersyukur atas nikmat Tuhan. Biarkan ia melebur dalam tubuhmu, pun pahitnya hanya terasa di lidahmu, tak mengenakkan di kerongkonganmu. Namun apa kau pernah sadar bagaimana ia bekerja di dalam tubuhmu, untuk kesembuhanmu?
Itulah pahitnya obat yang tanpa kausadar dengan kepahitannya tersebuh bisa membawamu pada kesembuhan yang tak akan pernah kauduga. Begitu pula dengan beragam masalah yang sudah atau sedang menghampiri, anggap itu obat mujarab untukmu, meski pahit kauharus telan. Sulit? Kauharus telan. Masih sulit? Dorong ia dengan apapun yang bisa mengurangi rasa pahitnya. Kaupasti bisa. Merubah hati manusia saja Allah bisa, lalu mengapa kautidak memohon akan hal itu? J
Di sini, dakon ini pernah menyadarkanku pada suatu hal. “Kebohongan yang melanda pada akhirnya akan mendekat pada kejujuran. Ketika kebohongan kehabisan cara untuk berbohong, ia akan kembali kepada kejujuran yang tak pernah ia jujuri”. Kamu memberiku makna mendalam. Aku memang bukan hal terpenting yang setiap hari harus kaukuatkan, Kon. Tapi entah, kita di sini hanya berdua, mungkin tak ada yang tau, kalau di sini meskipun hanya berdua, kita menggenggam mimpi yang tinggi. Kita duduk berdua melihat burung yang terbang tinggi sedang menertawakan kita. Melihat hidup yang seakan dengan mudahnya membolak-balikkan fakta sehingga membuat kita tertawa. Melihat kehidupan menertawakan kita yang mungkin terlihat bodoh. Whatever. Siapa yang bisa menghalangi mimpi kita, Kon? Akan ku bawa kaumasuk dan mengikuti hidupku berlayar, mungkin benda bisu lebih bisa mengerti di saat yang hidup tak lagi menggunakan akal untuk berpikir.


Di saat hujan belum mereda, masih bersama Dakon—benda bisu pemberi tawa..

Penantian Hujan ‘KITA’ di Tempat yang Berbeda

Diposkan oleh Unknown di Monday, November 18, 2013 0 komentar

Bismillah..

Aku tuliskan ini ketika beberapa hari terakhir tidur yang seharusnya nyenyak, berubah sebaliknya. Lebih menyibukkan diri mengadu kepada sang Maha Tahu, Dia yang tak pernah bosan mendengar kalimat do’a yang lantunannya sama setiap hari, setiap malam, setiap detik.

21 Oktober 2013, tepatnya sekitar jam 3 sore, kala itu aku sedang berada di perpustakaan kampus, hendak melaksanakan sholat ashar. Entah pikiranku buyar, air tumpah dari langit. Keadaan yang sangat aku nanti-nantikan sejak awal Oktober lalu. Masih ingat pesanku di pagi buta? “Happy 1st October! Semoga hari-hari kita selalu bahagia. ^_^’” Kalimat yang aku suka, kalimat yang sudah daridulu kurancang dan akan kukirimkan ketika Oktober tiba. Aku menyukai hujan, bagiku ketika hujan aroma tanah meninggi, kegersangan yang ada hilang bersama guyurannya.

Angin kencang, namun lembut, menggeser posisi jatuhnya air dari genteng ke tanah. Aku bayangkan, air itu seakan menari-nari menghiburku. Berlenggak-lenggok, bergoyang, entah aku tak mengerti detailnya, tapi Allah Maha Tahu apa yang tak pernah aku tahu.

Itulah hujan, aku tersenyum kecil melihat itu. Memikirkan rasa yang sepertinya air itu mengerti, memahami. Aku ingin menikmati ini lebih lama lagi, Tuhan. Aku mohon izinkanlah. Aku mohon.

YaAllah, aku mohon beri aku pemahaman kepada hal yang belum aku pahami. Bunga yang selama ini aku jaga dan kuberi pupuk, akhirnya Kauturunkan hujan untuk menghidupinya lebih lama daripada ini. Terima kasih.

Mungkin, hanya Engkau yang tahu, beberapa hari ini aku tak seperti biasanya, di sini, di tempat berpetak ini. kalimat itu kubaca dan terus kupahami maknanya. Bertolak belakang dengan apa yang aku inginkan. Kegemaranku juga sekarang berbeda, dulunya ketika membeli juice di warung dekat kos-kossan, aku tak pernah merubah selera penjualnya. Namun sekarang, “Bu, beli juice melon, tapi gulanya sedikit. :’)


Aku sebenarnya sudah teramat bahagia, sudah terbiasa akan hal itu, aku bahagia dengan apa yang aku pilih, itu hanya perasaan lalu yang aku ceritakan, dan samasekali tak berpengaruh dengan keadaan sekarang, tidak samasekali. Aku sudah membayangkan ketika sampai di pulau itu nanti, akan kuceritakan tentang kehidupanku di sini, dan akan kuucapkan terima kasih atas berjuta ilmu yang tak pernah ku dapat dari tempatku menuntut ilmu di sini. Kubayangkan rasa banggamu karena bisa membuatku seperti apa yang diinginkan orang tuaku. Ku katakan pada mereka, “I have a power life, so that I wanna guard it, cause I’m happy”. Tapi sekarang? Aku diminta menikmati kopi pahit. Atau? Kopi pahit tapi gulanya sedikit. :’)

Thursday, October 31, 2013

Sungguh Sesuatu yang Sederhana, karena Bersama, Akan Istimewa. :')

Diposkan oleh Unknown di Thursday, October 31, 2013 0 komentar
Memuncak meredam lalu membangkit hingga ke atas, tumbang lagi karena melapuk. Namun lapukan itu membuat ia tumbuh kembali, berseri, berbunga, berdaun, pun menghijau. Dedaunan yang semalam kedinginan menghirup pikuknya hembusan bulan. Kini hangat karena mentari.

Lugas, namun sederhana. Indah, namun belum tentu paling indah. Semua punya masa. Sesuatu yang indah jika jiwa tak terasa indah, maka indah tak lagi disebut indah. Sebaliknya, sesuatu yang tidak indah namun jiwa meng-indah-kannya, maka indah itu ada, indah itu NYATA.

Kenyataan bukan saat semu merubah diri bak power ranger menjadi indah belum pada saatnya. Tetapi kenyataan itu merupakan fakta. Fakta bahwa semua tak selamanya semu. Hitam tak selamanya hitam. Pun putih tak selamanya putih. Semua punya masa.

Sederhana, bukan? :’)

Itu caramu meng-indah-kanku. Meng-indah-kan kita. Mungkin, tidak sedikit orang menganggap indah itu ketika semua asa menjadi miliknya, semua rasa menjadi miliknya, pun semua angan menjadi miliknya. Tanpa tahu, keringat di balik usaha untuk menjadikan semua itu menjadi nyata.

Jangan ikuti cara mereka, ya. Jangan hiraukan kata mereka, ya. Kita ya kita, Mereka ya mereka. Kita memang hidup di satu bumi. Langit yang kita pandang pun sama. Tapi, musim yang kita jalani itu yang berbeda. Musimnya mereka, berbeda dengan musim kita. Musim itu cuaca. Tidak ada cuaca yang buruk, yang ada hanya pikiran yang buruk.


Sungguh sesuatu yang sederhana, karena bersama, akan istimewa.

Tuesday, September 10, 2013

Anonymous time..

Diposkan oleh Unknown di Tuesday, September 10, 2013 1 komentar
Kulihat langkah kakimu tetap menyusuri pasir putih itu, mencari karang yang tak kuketahui untuk apa. Hati gerangan, pikiran melayang, membiru bersama lautan luas membentang. Angin yang menerpamu, tak mampu menggoyahkan tubuh tegap yang selalu kukenal itu. Baju tebal menyelimuti tumpukan daging yang entah seberapa, namun mampu membungkus gumpalan darah yang menghidupimu.

Aku belum bisu, aku pun belum buta. Aku masih bisa merasakan hamparan laut yang indah, tempat yang kausukai. Aku masih bisa melihatmu menari riang diatas deburan ombak pemecah karang. Kaubegitu menyukai suasana angin sore untuk sekedar menjejakkan kaki di pasir-pasir itu.

Aku di sini! Ya! Aku di sini melihatmu bahagia di sana, entah sama ataupun tidak yang kita rasakan. Aku bak orang bisu, hanya bisa menyunggingkan senyuman dibalik lincah tarianmu mengiringi ombak. Kulihat bebatuan yang masih kokoh meski beribu kali dihantam ombak, tak bisakah aku seperti itu?

“Haiiiii ^_^” Teriakku dari kejauhan sambil melambaikan tangan. Sedikit kaumenoleh, melihatku, namun bukan mataku—yang seperti biasa kaulakukan. Kaumelihatku utuh. Tanpa beban. Kurasakan kebahagiaanmu. Kurasakan sakitmu jika sampai meneteskan air suci ini. Kuhirup dengan mata, kusekat dengan garis semu di bawah kelopak menggantung hitam bak mata panda. Kupertahankan posisi tergenangnya, susah mengukir senyum, namun hanya itu yang mungkin membuatmu bahagia—karena kumelihat kebahagiaanmu.

Kauterus menari, kautersenyum, senyum yang tak pernah berubah keindahannya semenjak kali pertama bertemu denganmu. Sungguh aku ingin mempunyai sekat yang lebih tebal lagi, Tuhan. Jangan sampai ‘air asin’ ini mengalir di pipi—dan terlihat olehnya.
:’)


      Anonymous time..

Saturday, July 20, 2013

Karena Hidup Punya Rasa

Diposkan oleh Unknown di Saturday, July 20, 2013 0 komentar

Berawal dari rasa yang dimiliki setiap insan di muka bumi ini. Rasa yang melengkapi setiap langkah kehidupan yang menaungi berjutaan pemikiran. Rasa yang setiap harinya berubah maupun konstan. Rasa yang terkadang membingungkan atau menjadi pilihan kita setiap detiknya. Entahlah, darimana datangnya rasa itu. Rasa yang spontan, rasa yang tiba-tiba menggeroti pikiran, membawa ke dalam alam bawah sadar seseorang. Katanya sih, rasa itu indah, rasa itu bisa membuat seseorang yang merasakannya terbang hingga langit ketujuh. Ah. Itu lebay.
     
Memang, rasa yang manis selalu menghasilkan buah yang manis pula. Dan sebaliknya, rasa yang pahit menghasilkan kepahitan yang luar biasa. Semuanya sudah ada yang mengatur. Jadi, jangan terlalu membanggakan rasa yang kaumiliki. Siapa tahu, rasa yang katanya ‘mendarah daging’ di hati itu tiba-tiba menjadi ‘duri dalam daging’. Miris, bukan?

Friday, July 12, 2013

Melukis Pelangi

Diposkan oleh Unknown di Friday, July 12, 2013 1 komentar

Matahari yang kian memancarkan sinar ultravioletnya. Lalu berjalan beriringan menuju senja. Memerah dengan segenap cinta dalam kalbu. Memanah paksa jemari untuk segera berpegang teguh. Menari, bahagia, tertawa. Itu caramu membangkitkanku.

Namun, anganmu terlalu tinggi untuk bisa kugapai. Hasratku menghendaki keberadaan kita dalam hati. Aku memahami apa yang kaurasa. Aku memahami rasamu sebesar rasaku. Aku memahami pula bahwa volume kita NOL, tapi memiliki kerapatan yang besar. Teori BigBang.

Ingin rasanya membiarkan senja selalu memerah, bukan berganti menjadi malam pekat nan dingin. Aku masih ingin merasakan semilir angin sore di laut yang tenang. Melihat ikan yang menari-nari riang membawa kedamaian. Tumbuhan hijau yang memerah karna senja, namun bisa memberi makna kehangatan di tengah dinginnya malam.

Menatap jauh. Sangat jauh. Terlihat di pelupuk mata hanya ada ketulusan yang kauberikan. Jauh di ujung laut sana. Dan aku hanya bisa merasakan dari bibir pantai yang menunggu ombak ringan. Angin yang setadinya dingin, membawa kehangatan ketulusan yang kaupancarkan dari seberang sana. Aku merangkainya menjadi sebuah cinta tulus.

Ketulusan pertama yang pernah kurasa, kepedihan pertama yang membawa ketulusan. Benang putih yang seharusnya terbentang jauh hingga gulungannya habis. Kini menarik mentari lagi menuju fajar.

Kuingin kauterus memaknai benang putih yang kubentangkan, kuingin kaumemaknai setiap dentingan yang kuberikan, kuingin kaumenyadari hadirku. Mengikutimu adalah caraku mengetahui apa yang ada dalam benakmu. Bukan berpikir, melakukan hal yang tak pasti. Kuyakin, suatu saat nanti ‘kau’ dan ‘aku’ akan menjadi ‘kita’ secara suci.

Cinta tulus yang sangat-sangat indah kurasakan, kuharap kautak hanya menganggap ini sebuah arena bermain kita menghabiskan waktu untuk hal yang tak berguna. Kuharap kaumemandang ini serius. Dan itu benar. Kaumemang menganggap ini serius. Sejak ‘Dakon’ kesayanganmu itu kauberikan padaku. Katamu, kaupernah membaca “Jika seseorang memberikan barang yang amat berharga baginya, itu pertanda orang tersebut sudah benar-benar percaya sama Anda”.

Kugenggam erat ‘Dakon’ itu. :'|

Ketakutan kini menghantui, bisakah benda ini mengantarkanku padanya kelak? Benda bisu ini sebagai saksi. Tuhan, ini pertanda apa? Apa benar, dia yang Kaukirimkan untukku? Benar saja, semenjak dia mewarnai kanvasku, aku menjadi semangat menggapai cita-citaku.

Mungkin, kami sama-sama mempunyai masalalu yang banyak menyimpan pelajaran hidup. Terkadang masalalu itu melumpuhkan cinta yang kami bangun. Tapi aku sadar, masalalu tetap menjadi masalalu, kesuraman yang harus dilupakan, tanpa melupakan makna dibaliknya.

Tuhan, jika saatnya Kautak menginginkan kami merangkai pelangi bersama, biarkan ia melukis pelangi di seberang sana, dan aku mohon biarkan kumemandang hasilnya dari kejauhan, hingga hujan mereda. Jangan biarkan aku mengekangnya untuk mengekspresikan warna pelangi itu, beri ia kuas yang ujungnya meruncing halus. Aku yakin, ada ataupun tanpa aku, ia bisa melukis pelangi, dengan indah jemari dan lekuk senyuman.

Tuesday, May 7, 2013

Saat, dan Pasca 03-04-13

Diposkan oleh Unknown di Tuesday, May 07, 2013 5 komentar

Kali ini aku ingin bercerita tentang hal yang membuat otakku beku berulang-ulang kali. Tak sehari maupun dua hari. Bayangan senja yang masih terasa hingga terbirnya fajar di keesokan harinya menjelma menjadi bayangan suram tak bermakna. Membaur dengan ribuan hingga jutaan galaksi di angkasa. Galaksi Bimasakti yang pernah kau ceritakan padaku. Galaksi tempat kita berdua bisa merasa dan saling memahami. Galaksi yang mana di dalamnya pun menampung banyak Matahari sebagai bintang raksasa. Bintang dari segala bintang. Dikelilingi bermacam-macam planet dan meteor-meteor ruang angkasa. Bertabur seperti berjuta lampu yang seakan menerangimu, hingga kau tercengang dengan indahnya bukti nyata Sang Pencipta.

Saturday, April 6, 2013

Sebelum 03-04-13..

Diposkan oleh Unknown di Saturday, April 06, 2013 1 komentar


Aku kembali merasakan cinta. Sepertinya cinta itu takkan habis walaupun beribu langkah telah dilalui untuk menghindarinya.
Sungguh. Aku setidaknya telah bisa melupakan ‘reog’ itu-pasca hilangnya data-data di notebookku. Ya, tulisanku tentangnya yang ku simpan rapih-pun hilang. Mungkin Tuhan menunjukkan padaku, bahwa aku harus melupakannya. Harus. Dia telah punya kekasih.
Tulisan yang belum sempat aku post di blog itu hilang begitu saja, bersama kenanganmu, kenangan yang belum sempat lama, hanya sepintas, lalu menghilang-aku hilang dari benakmu.

Wednesday, March 13, 2013

Lukisan-Nya, di Hidupku..

Diposkan oleh Unknown di Wednesday, March 13, 2013 2 komentar
         Aku tak pernah berharap menjadi bagian dari seseorang, karena aku tau, sesuatu tidak akan bisa untuk dipaksakan. Aku hanya ingin menjadi berarti-dan bermakna di setiap hembus nafas-nya, '-nya' untuk siapapun. Tak peduli akan dianggap apa aku nantinya, tapi yang pasti, menjadi 'baik' tak seharusnya bersyarat.

Hasrat memang 'ingin'. Tetapi membuktikan 'ingin' itu tak semudah yang kalian pikirkan.

        Menari di atas awan tanpa satu pun yang melihat-bagiku itu menarik. Terkadang miris. Kebanyakan orang akan melakukan sesuatu ketika ada yang ia inginkan. Itu pasti. Hanya sedikit yang bertolak belakang.
Tapi sebenarnya, menjadi berarti tanpa 'disadari' itu ibarat menjadi putih di antara ribuan warna transparan, bukan pula hitam. Karena-ketika terkena tetesan air, putih itu lambat laun akan pudar, memudar, dan dipudarkan, hingga menjadi transparan.

        Aku ingin teriak! Menggema! Bergaung seperti gong di atas menara. Hingga suaranya bisa menembus awan, masuk ke setiap insan yang mendengarnya. Seandainya semua orang mengerti, tak akan pernah ada yang namanya 'sakit'!

Tapi ini hidup.

Hey!!! Hidup itu memang sakit! Tapi pintar dan cerdasnya kalian yang bisa merubah sakit itu menjadi indah.
Ketika kalian mulai mengerti sakit itu ada, kalian akan menjadi bijaksana menentukan tujuan hidup. Aku diam. Aku bingar. Aku di antara keduanya. Itu warna hidup. Dan hanya Kau yang bisa melukisnya..

Allah, Tuhanku..

Thursday, January 31, 2013

KONSELOR SEBAYA PTIIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Diposkan oleh Unknown di Thursday, January 31, 2013 2 komentar


Kisah Nyata...

          Pagi itu, tanggal 08 Desember 2012 | 08.00 AM berlangsung acara Pelatihan Konselor Sebaya PTIIK di Labkomdas. Singkat cerita, usai-nya acara tersebut kami diminta untuk membuat ‘paper’ yang isinya tentang percakapan antara konselor (kami) dan client (orang yang dibantu untuk diselesaikan masalahnya).

Well, keesokan harinya tanggal 09 Desember 2012 | 2.57 PM, aku melihat ada  pesan masuk ke handphone ku. Pesan itu bertuliskan “Boleh curhat gak?”.
Ini kesempatan baik. Mungkin pula ini adalah keberuntunganku, langsung dapat client tanpa harus mencari. Sebuah pesan singkat dari seorang perempuan yang mungkin aku kenal, tetapi bertemu pun tak pernah kami lakukan. Ia empat tahun lebih tua dariku.

Singkat cerita..

Diposkan oleh Unknown di Thursday, January 31, 2013 1 komentar

Sedikit cerita tentang gadis yang menjadi clientku di Tugas Konselor Sebaya itu…

Inisial nama facebooknya LY, aku hanya tau itu darinya, nama panggilannya pun adalah nama awal dari facebooknya itu, kau mengetahuinya? Cukup. Itu tidak penting.
Aku sudah bilang kalau aku hanya cerita sedikit tentang gadis itu.

Ia sebenarnya tidak begitu akrab denganku, hanya saja kita dipertemukan secara tidak langsung oleh seseorang yang dahulu pernah membuatku bersinar. Ya, dia yang menyeretku hingga aku terjebak di jaring gadis itu, kita berdua pun terseret.
Aku yang bodoh memang, harus mempercayai kata demi kata yang dilontarkan pemberi sinar itu. Ia mengatakan bahwa tak hanya aku yang ia beri sinar, namun begitu pula dengan gadis itu. Ia mendahuluiku, gadis itu.


 

just say WHATEVER ツ Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea