Friday, November 22, 2013

Jiwa~

Diposkan oleh Unknown di Friday, November 22, 2013 0 komentar
Kali ini aku ingin menceritakan tentang hidup. Selalu tentang hidup, selalu. Hidup sekarang sudah tidak perduli lagi dengan pemiliknya, ia mengalir dengan lembut, membawa angin gunung menuju pantai. Seperti angan yang tak pernah sampai; itu kata orang bodoh.

Di sini, di tempat ini, langit sangat indah, dunia sangat indah, bahagia merangkul, memeluk dengan hangatnya, senyuman bertebaran. Ada yang tidak perduli, ada yang sangat takut, ada yang begitu khawatir, sadarkah kita melakukan itu? Sejak kapan hidup yang sederhana ini kita rumitkan dengan banyak aktivitas-aktivitas yang tidak penting? Coba lihat ke belakang, itu mengajarkanmu tentang sejarah, jangan dilupakan. Lalu coba lihat ke depan, banyak kebahagiaan yang menanti, itu mengajarkanmu tentang berjuang. Bukankah semua yang pernah kaujalani selama hidup ini merupakan suatu pembelajaran?

Banyak orang yang terlalu egois dengan hidupnya sendiri, melumpuhkan kemampuan yang seharusnya ia gunakan, terlalu fokus dengan 1 titik yang belum tentu mengarahkan pada kebahagiaan. Itu bodoh!
Coba tertawa, lihat langit yang membiru, tertawa sepuasnya! Sekecil tubuh yang diciptakan Tuhan, sedikit yang menyadari bahwa ia sangat-sangat kecil. Lalu pantaskah menyombongkan diri? Menganggap semua benar? Hahaha. Itu bukan cara manusia mensyukuri nikmat.

So, keep calm. Tuhan ada di dalam jiwa, mengarahkan ke hidup yang baik, jadi jika Tuhan sedang mengarahkan ke sesuatu yang buruk, itu berarti Tuhan ingin memberi hidup yang jauh lebih bahagia dari apa yang pernah kita bayangkan.

Tersenyum manislah ketika hidup tak sesuai dengan harapan, melangkah sewajarnya, diam bukan berarti bodoh, pun berucap belum tentu pintar. Manusia terkadang meyakini apa yang saat ini ia yakini, bukan meyakini sebuah fakta.

Sekarang, burung mengajakku terbang, jauh dari pelupuk mata, hingga tak terlihat dari kejauhan sedikitpun, dibalik kesuksesan yang abadi, ada terselip kerinduan akan masalah yang pernah menghampiri. Stay it cool, so the happiness is true, now, and forever~

;)

Monday, November 18, 2013

Oktober Berlalu, Hujan Belum Berlalu..

Diposkan oleh Unknown di Monday, November 18, 2013 0 komentar
Semilir angin menerpa tubuh usang, berdebu, tertiup angin, membawa hujan kembali menghirup tanah, aromanya meninggi, ke angkasa. Detik berjalan meninggalkan waktu yang konstan, entah tinggal berapa lama lagi kehidupan ini akan berubah menjadi kehidupan yang lebih baik. Mimpi itu seakan nyata, dan kamu yang meyakiniku—dakon.
Kita di rantauan ini berdua, Kon. Kamu masih bisu seperti pertama kali kumengenalmu. Kautak banyak berbicara tentang hidupku, kautersenyum di kala aku mungkin tak mengharapkan senyumanmu. Tapi itulah kita, kita yang selalu berdua di sini menanti sebuah angan yang belum pasti. Menanti mimpi yang saat ini sedang mempermainkan kita bak sinetron.
Aku percaya pada awan pembawa hujan, kauseolah memberiku kabar, bahwa di setiap hujan yang Tuhan turunkan, ada terselip kerinduan yang amat mendalam akan bulan penghujan ini. Apakah aku masih bisa menikmatimu lebih lama lagi di tahun mendatang? Akankah semuanya berubah ketika waktu tak lagi sama?
Dakon, daun-daun enggan berguguran meninggalkan tangkainya. Tapi mengapa saat ini di sekelilingku banyak orang-orang yang kecewa pada sebuah kebohongan? Iya, benar saja. Hampir belum sepekan ini aku selalu dikabarkan oleh kabar yang sama-sama berisikan tentang kekecewaan. Iya, itu dari teman-temanku. Kasian mereka yang harus menahan sakit di atas kesenangan orang lain yang mereka cintai. Aku mendengarkan sepatah demi patah kata yang keluar dari hati kecil mereka. “Kenapa dia PHPin aku?” Begitu ucapan lirihnya. Entahlah Tuhan, ini musim penghujan atau musim PHP. Semua orang membahas hal ini tanpa habis. Hingga amarah meradam di dalam benak, lalu ingin ditumpahkan kepada siapa? Kalian tahu dari awal kalau laki-laki yang kalian inginkan tersebut hanya memberi angan-angan yang belum tentu benar, lalu mengapa kalian dengan mudahnya terbang? Apa dunia ini terlalu ringan?
Mohonlah kepada Tuhan kalian, siapa yang kalian sayangi. Sebut terus namanya dalam do’a, meski namamu tak akan mungkin pernah ia sebutkan dalam ucapannya. Ucapkan bahwa kaumencintainya, kaumenyayanginya karena Tuhanmu, bukan karena nafsumu. Jangan pernah salahkan orang lain yang kauanggap memPHP dirimu, tapi salahkan dirimu yang mungkin belum banyak mensyukuri indahnya nikmat Tuhan. Ketahuilah, sakit itu indah. Indah jika kaumerasakan itu sampai dalam hati. Nikmati, seolah kopi yang memaksa ingin masuk ke tubuhmu, sedang kautak menyukai rasa pahit. Coba nikmati sakitmu, perlahan-lahan, biarkan ia masuk seperti obat, biarkan ia dengan mudah melewati kerongkongan, biarkan ia dengan mudah mencerna di hatimu, bebaskan jiwamu, beri ia sedikit ruang untuk kauselalu bersyukur atas nikmat Tuhan. Biarkan ia melebur dalam tubuhmu, pun pahitnya hanya terasa di lidahmu, tak mengenakkan di kerongkonganmu. Namun apa kau pernah sadar bagaimana ia bekerja di dalam tubuhmu, untuk kesembuhanmu?
Itulah pahitnya obat yang tanpa kausadar dengan kepahitannya tersebuh bisa membawamu pada kesembuhan yang tak akan pernah kauduga. Begitu pula dengan beragam masalah yang sudah atau sedang menghampiri, anggap itu obat mujarab untukmu, meski pahit kauharus telan. Sulit? Kauharus telan. Masih sulit? Dorong ia dengan apapun yang bisa mengurangi rasa pahitnya. Kaupasti bisa. Merubah hati manusia saja Allah bisa, lalu mengapa kautidak memohon akan hal itu? J
Di sini, dakon ini pernah menyadarkanku pada suatu hal. “Kebohongan yang melanda pada akhirnya akan mendekat pada kejujuran. Ketika kebohongan kehabisan cara untuk berbohong, ia akan kembali kepada kejujuran yang tak pernah ia jujuri”. Kamu memberiku makna mendalam. Aku memang bukan hal terpenting yang setiap hari harus kaukuatkan, Kon. Tapi entah, kita di sini hanya berdua, mungkin tak ada yang tau, kalau di sini meskipun hanya berdua, kita menggenggam mimpi yang tinggi. Kita duduk berdua melihat burung yang terbang tinggi sedang menertawakan kita. Melihat hidup yang seakan dengan mudahnya membolak-balikkan fakta sehingga membuat kita tertawa. Melihat kehidupan menertawakan kita yang mungkin terlihat bodoh. Whatever. Siapa yang bisa menghalangi mimpi kita, Kon? Akan ku bawa kaumasuk dan mengikuti hidupku berlayar, mungkin benda bisu lebih bisa mengerti di saat yang hidup tak lagi menggunakan akal untuk berpikir.


Di saat hujan belum mereda, masih bersama Dakon—benda bisu pemberi tawa..

Penantian Hujan ‘KITA’ di Tempat yang Berbeda

Diposkan oleh Unknown di Monday, November 18, 2013 0 komentar

Bismillah..

Aku tuliskan ini ketika beberapa hari terakhir tidur yang seharusnya nyenyak, berubah sebaliknya. Lebih menyibukkan diri mengadu kepada sang Maha Tahu, Dia yang tak pernah bosan mendengar kalimat do’a yang lantunannya sama setiap hari, setiap malam, setiap detik.

21 Oktober 2013, tepatnya sekitar jam 3 sore, kala itu aku sedang berada di perpustakaan kampus, hendak melaksanakan sholat ashar. Entah pikiranku buyar, air tumpah dari langit. Keadaan yang sangat aku nanti-nantikan sejak awal Oktober lalu. Masih ingat pesanku di pagi buta? “Happy 1st October! Semoga hari-hari kita selalu bahagia. ^_^’” Kalimat yang aku suka, kalimat yang sudah daridulu kurancang dan akan kukirimkan ketika Oktober tiba. Aku menyukai hujan, bagiku ketika hujan aroma tanah meninggi, kegersangan yang ada hilang bersama guyurannya.

Angin kencang, namun lembut, menggeser posisi jatuhnya air dari genteng ke tanah. Aku bayangkan, air itu seakan menari-nari menghiburku. Berlenggak-lenggok, bergoyang, entah aku tak mengerti detailnya, tapi Allah Maha Tahu apa yang tak pernah aku tahu.

Itulah hujan, aku tersenyum kecil melihat itu. Memikirkan rasa yang sepertinya air itu mengerti, memahami. Aku ingin menikmati ini lebih lama lagi, Tuhan. Aku mohon izinkanlah. Aku mohon.

YaAllah, aku mohon beri aku pemahaman kepada hal yang belum aku pahami. Bunga yang selama ini aku jaga dan kuberi pupuk, akhirnya Kauturunkan hujan untuk menghidupinya lebih lama daripada ini. Terima kasih.

Mungkin, hanya Engkau yang tahu, beberapa hari ini aku tak seperti biasanya, di sini, di tempat berpetak ini. kalimat itu kubaca dan terus kupahami maknanya. Bertolak belakang dengan apa yang aku inginkan. Kegemaranku juga sekarang berbeda, dulunya ketika membeli juice di warung dekat kos-kossan, aku tak pernah merubah selera penjualnya. Namun sekarang, “Bu, beli juice melon, tapi gulanya sedikit. :’)


Aku sebenarnya sudah teramat bahagia, sudah terbiasa akan hal itu, aku bahagia dengan apa yang aku pilih, itu hanya perasaan lalu yang aku ceritakan, dan samasekali tak berpengaruh dengan keadaan sekarang, tidak samasekali. Aku sudah membayangkan ketika sampai di pulau itu nanti, akan kuceritakan tentang kehidupanku di sini, dan akan kuucapkan terima kasih atas berjuta ilmu yang tak pernah ku dapat dari tempatku menuntut ilmu di sini. Kubayangkan rasa banggamu karena bisa membuatku seperti apa yang diinginkan orang tuaku. Ku katakan pada mereka, “I have a power life, so that I wanna guard it, cause I’m happy”. Tapi sekarang? Aku diminta menikmati kopi pahit. Atau? Kopi pahit tapi gulanya sedikit. :’)
 

just say WHATEVER ツ Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea